Lora KHR.Muhammad Ismail Al-Kholili merupakan keturunan ke -5 dari Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan, Alumnus Yaman 2018 ini merupakan lulusan dari darul musthofa, lembaga asuhan Habib Umar Al-Hafid.
Pada saat peringatan maulidurrosul yang diselenggarakan oleh PP.Al-Amanah tahun 2024, sosok ulama’ kharismatik ini berkesempatan berkunjung di pondok pesantren Al-amanah bahrul ulum tambakberas Jombang dalam rangka bersilaturrahim & menjadi Muballigh yang mentrasferkan beberapa ilmu, nasihat, juga meng ijazahkan amaliyah pada acara tersebut.
Pada tausiyahnya ulama’ muda ini memulai menyampaikan tentang faedah penyelenggaraan maulid nabi yang ada di dalam karangan kitab Ibnu al- jauzi.
dalam kitab maulid ibnu al-jauzi dijelaskan tentang faedah menyelenggarakan maulid diantaranya:
1. Mendapatkan keamanan dari setiap tahunnya.
2. Mendapat kabar gembira atas pengkobulan hajat-hajatnya.
Lanjut lagi pemaparan lora ismail tentang isu kontroversi perayaan maulid nabi.
“Maulid nabi memang sebuah tradisi, budaya/ acara kemasyarakatan, akan tetapi jika perkumpulannya diisi dengan dzikir sholawat do’a, transfer keilmuan dan hal-hal lain yang diridhoi oleh allah swt maka maulid ini Bukanlah ibadah yang baru (Bukan Bid’ah)” jelas Pengasuh PP. Al-Falah Madura.
“ulama’ terdahulu juga mengatakan kaidah : افعل ما تشاء ما لم تخالف الشرع / silahkan lakukan tradisi apapun, acara kemasyarakatan apapun, selagi isinya tidak bertentangan dengan syari’at. maka kegiatan maulid ini sebagai ladang hal-hal positif.” imbuh ra mail, semakin meyakinkan bolehnya menyelenggarakan maulid.
Selain itu kyai muda asal bangkalan ini juga memaparkan dasar atau alasan bolehnya menyelenggarakan maulid nabi, beliau menceritakan tentang sejarah puasa Asyuro :
“ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, kemudian beliau melihat orang-orang yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya :Apa ini?, Mereka menjawab: sebuah hari yang baik, ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan bani Israil dari musuh mereka, maka Musa berpuasa pada hari itu sebagai wujud syukur. Maka beliau
1. Mendapatkan keamanan dari setiap tahunnya.
2. Mendapat kabar gembira atas pengkobulan hajat-hajatnya.
Lanjut lagi pemaparan lora ismail tentang isu kontroversi perayaan maulid nabi.
“Maulid nabi memang sebuah tradisi, budaya/ acara kemasyarakatan, akan tetapi jika perkumpulannya diisi dengan dzikir sholawat do’a, transfer keilmuan dan hal-hal lain yang diridhoi oleh allah swt maka maulid ini Bukanlah ibadah yang baru (Bukan Bid’ah)” jelas Pengasuh PP. Al-Falah Madura.
Rasulullah menjawab :Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian (Yahudi), maka kami akan berpuasa pada hari itu sebagai bentuk pengagungan kami terhadap hari itu”
( HR.Bukhori-Muslim ).
Dari hadis tersebut maka terlihat jelas bahwa , اظهار الفرح و السرور/ menampakkkan rasa syukur bahagia kita atas nikmat-nikmat dari allah swt diperbolehkan bahkan dianjurkan.
Al-hafid ibnu hajar Al-Asqolani menjelaskan bahwa dasar orang merayakan maulid nabi adalah hadis shohih:
فاي نعمة اعظم من بروز هذا النبي النبي الرحمة
“maka didunia ini nikmat apa yang lebih besar daripada nikmat kelahiran baginda nabi muhammad saw. ?”
Karena inti dari peringatan maulid nabi adalah tasyakuran, maka hal ini menjadi sebuah penawaran yang baik dari para ulama’ terdahulu bahwa Konsep yang tertera adalah kebahagian akan didapatkan bagi orang-orang yang selalu bersyukur atas anugrah nikmat dari allah.
Kunci kebahagian juga dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 69 yang berbunyi:
فَاذْكُرُوْٓا اٰلَاۤءَ اللّٰهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ “maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.”
di akhir tausiyah lora memberikan hadiah berupa amaliyah ijazah dari leluhurnya Syaikhona Kholil, isi ijazah tersebut adalah untuk melanggengkan mengucapkan salam dan surah al-ikhlas setiap sebelum memasuki rumah.
“setiap sebelum Masuk Rumah yang dibacakan surat al-ikhlas maka terhindarlah penghuni nya dari kefakiran & Musibah” jelas Cicit syekh Kholil.
Amaliyah Ijazah tersebut juga diperkuat Dalam Hadis Riwayat Ibnu Majah :
وقال أبو عمر مولى جرير بن عبد الله البجلي ، عن جرير قال : قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم
من قرأ قل هو الله أحد حين يدخل منزله ، نفت الفقر عن أهل ذلك المنزل وعن الجيران
“Barang siapa yang membaca qul huwallahu ahad saat memasuki rumahnya terjagalah ia dari musibah” (HR.Ibnu Majah)
*disampaikan pada saat peringatan maulid nabi & haul masyayikh PP.Al-Amanah Bahrul Ulum 2024.
Tinggalkan Komentar