“Apa hukum membela tanah air? Hukum membela negara dan melawan penjajah adalah fardhu ain. Bagi setiap mukallaf yang berada dalam radius musafat as-safar (jarak tempuh perjalanan) perang melawan penjajah adalah jihad fii sabilillah…”
KH. Hasyim Asy’ari (10 april 1875 – 25 juni 1947)
Sejarah kelam negeri ini yakni pernah dijajah oleh bangsa lain selama 3,5 abad. Kekayaan akan rempah-rempah hingga keindahan alam yang dimiliki membuat bangsa lain tergiur untuk datang ke indonesia. Kolonialisme merajalela. Warga pribumi seolah-olah tak punya hak untuk memanfaatkan hasil alam sendiri. Seiring berjalannya waktu dari tahun ke tahun bangsa ini sadar bahwa kemerdekaan harus segera didapatkan agar kesengsaraan dan ketidakadilan tidak terus menerus mereka terima.
Pondok pesantren memiliki peran penting dalam perjuangan melawan penjajah demi kemerdekaan indonesia. Para santri tidak hanya belajar ilmu agama tetapi juga ikut serta dalam peperangan. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya Laskar Hizbullah.
Laskar Hizbullah merupakan salah satu wadah bagi para santri yang ingin ikut andil memperjuangkan kemerdekaan indonesia dalam peperangan. Keterlibatan para santri ini tentu menunjukkan adanya peran ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan. KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah dan KH. Bisri Syansuri termasuk pada deretan para ulama yang selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan negara. Beliau semua terlibat dalam pertempuran besar melawan sekutu diberbagai front.
Puncak berkecamuknya perjuangan terjadi pada saat dikeluarkannya fatwa resolusi jihad. Ketika itu kemerdekaan bangsa indonesia yang berusia belum genap 100 hari benar-benar terancam. Situasi ini disikapi tegas oleh KH. Hasyim Asy’ari dengan mengumpulkan para kyai NU Jawa dan Madura. Pertemuan yang dipimpin oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah ini dilakukan di Jalan Bubutan Surabaya pada malam hari tanggal 22 Oktober 1945. Di sinilah resolusi jihad diserukan. Peristiwa ini merupakan bukti nyata perjuangan para santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Alhamdulillah kini hasil perjuangan para pendahulu kita bisa dirasakan seluruh lapisan anak bangsa. Udara kemerdekaan dihirup bebas tanpa rasa takut. Kita sebagai santri di zaman seperti sekarang harus punya aksi nyata untuk Indonesia sekarang dan masa depan. Mari belajar sungguh-sungguh dan jangan mudah terpengaruh dengan perkembangan zaman yang berpengaruh buruk bagi bangsa. Ayo para santri ! Ciptakan kemerdekaan yang positif versi terbaik menurut kita masing-masing. Semangat dalam mengarungi bahtera pesantren karena nasib bangsa indonesia di masa depan ada di tangan kita.
Jombang, 17 agustus 2023
78 Tahun Indonesia Merdeka
Nazwa Aghnia
Tinggalkan Komentar