Info Pondok
Sabtu, 09 Nov 2024

Tokoh

Wanita Sholihah, Ibu Nyai Hj. Hurriyah Abdul Fattah

“Jika ingin melihat bagaimana figur atau sosok wanita sholihah, maka lihatlah sosok Ibu Nyai Hurriyah Abdul Fattah”

Ungkapan diatas diceritakan oleh KH. Abdul Kholiq Hasan ketika hurmat ta’ziyah ke kediaman KH. Lutfi Arif (santri KH. Djamaluddin Ahmad). Ibu Nyai Hurriyah Abdul Fattah adalah istri dari KH. Moch Djamaluddin Ahmad yang juga merupakan pendiri dari Pondok Pesantren Al Amanah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang yang dewasa ini telah diasuh oleh putra beliau yaitu KH. Abdul Kholiq Hasan dan Ibu Nyai Hj. Bashirotul Hidayah.

Ibu Nyai Hj. Hurriyah merupakan seorang putri dari pasangan orang-orang mulia yang tak lain adalah KH. Abdul Fattah (Tambakberas) dan Ibu Nyai Hj. Musyarofah Bisri (Denanyar) yang lahir pada tanggal 06 agustus 1948. Beliau dididik langsung oleh abah dan ibunya. Beliau merupakan sosok perempuan yang bassamah (ahli tersenyum). Bahkan ketika marah pun beliau bisa tersenyum. Ketika seseorang berbicara banyak dihadapannya, beliau hanya tersenyum dan beliau tidak pernah larut dalam omongan yang tidak bermanfaat. Beliau juga termasuk seorang perempuan yang banyak berdzikir dan bershalawat. Sebagaimana kesaksian dari putri pertama beliau yakni Ibu Nyai Hj. Umi Salamah, ketika melaksanakan shalat malam tidak pernah dilakukan hanya dengan waktu yang sebentar. Beliau juga adalah seseorang yang ahli berpuasa.

Sedikit cerita dituturkan oleh KH. Abdul Kholiq Hasan, bahwa saat pemakaman Ibu Nyai Hj. Hurriyah beliau mendapat jatah dibawah untuk menerima jenazah ibunda. Selesai pemakaman, disamping maqam beliau, KH. Moch. Djamaluddin Ahmad berkata dengan histeris “Ya Allah, kulo ridlo pada istri kulo, Ya Allah, kulo ridlo pada istri kulo. Ya Allah, kulo ridlo pada istri kulo.” Ungkapan ini sungguh memperkuat keyakinan anak-anaknya, bahwa sang ibunda pasti masuk surga. Selaras dengan dawuh Rasulullah:

عَنْ أم سلمة رضي الله عنها قالت: قال رسول الله ﷺ:أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ

Yang artinya : siapapun perempuan (istri) wafat sedangkan suaminya ridho atas dirinya maka perempuan itu pasti masuk surga. (HR. Tirmidzi No 1161 dan Ibnu Majah No 1854).

Menurut kesaksian dari salah seorang santri beliau, KH. Moch. Djamaluddin Ahmad sering mengungkapkan bahwa jika ingin melihat figur istri sholihah maka lihatlah Ibu Nyai Hurriyah binti KH. Abdul Fattah. Selanjutnya KH. Moch. Djamaluddin Ahmad bercerita “sejak nikah sampai wafat, ibu tidak pernah menuntut uang belanja pada saya. Beliau menemani saya baik dalam keadaan suka maupun duka. Beliau selalu berada didepan saya ketika saya sedang susah.” Kesaksian yang diungkapkan oleh suami beliau ini, tentu tak hanya sekedar kesaksian, akan tetapi pernyataan berdasarkan pengalaman perjalanan kehidupan beliau bersama.

Dalam mendidik anak-anaknya, beliau memilih untuk menerapkan Lisānul Hāl Afshahu min Lisanil Maqal (praktik itu lebih mempengaruhi/memberi arti daripada hanya sekadar teori/ucapan belaka). Beliau lebih mendahulukan contoh (keteladanan) daripada hanya sekadar berbicara kepada anak-anaknya. Didikan beliau ini menghantarkan putra-putrinya menjadi sosok yang mulia. Menurut kesaksian para tetangga, Ibu Nyai Hurriyah dikenal sebagai sosok yang dermawan. Ketika beliau berjalan-jalan, tidak lupa beliau selalu memberikan sesuatu kepada para tetangganya. Sebagaimana sabda Rasulullah :

عَنْ عائشة رضي الله عنها قالت قال رسول الله ﷺ : السَّخِيُّ قَرِيْبٌ مِنَ اللهِ تَعَالى، قَرِيْبٌ مِنَ النَّاسِ، قَرِيْبٌ مِنَ الْجَنَّةِ، بَعِيْدٌ مِنَ النَّارِ، وَالْبَخِيْلُ بَعِيْدٌ مِنَ اللهِ تَعَالى، بَعِيْدٌ مِنَ النَّاسِ، بَعِيْدٌ مِنَ الْجَنَّةِ، قَرِيْبٌ مِنَ النَّارِ، وَالْجَاهِلُ السَّخِيُّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ العَابِدِ البَخِيْلِ

artinya : “Dari Aisyah ra, beliau berkata, Rasulullah Saw Bersabda, ‘orang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Sebaliknya, orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat dengan neraka. Orang bodoh yang dermawan lebih disukai oleh Allah daripada ahli ibadah yang kikir,’” (lihat Abul Qasim Al-Qusyairi, Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah, [Kairo, Darus Salam: 2010 M/1431 H], Hal.135)

Ibu Nyai Hj. Hurriyah tutup usia pada 13 Juli 2000 dalam usia 52 tahun diiringi perasaan kehilangan mendalam bagi suami, keenam anaknya, orang-orang terdekat, dan juga santri-santrinya. Begitu banyak amal-amal baik yang di torehkan dalam umur barakah beliau. Semoga Allah memuliakan beliau berdua dan memuliakan orang-orang yang memuliakan beliau berdua. Mudah-mudahan, baik putra-putrinya ataupun santri-santri beliau dapat terus meneruskan jariah baik beliau. Aamiin.

*disarikan dari sambutan KH. Abdul Kholiq Hasan dalam rangka kirim doa KH. Moch. Djamaluddin Ahmad dan Haul Ibu Nyai Hj. Huriyah bint KH. Abdul Fattah Ke – 22 di Pondok Pesantren Al Amanah 2 Bahrul Ulum Mojokrapak Jombang (17/11/2022)