Info Pondok
Kamis, 16 Jan 2025
5 November 2024

Santri dan Gen Z: Menjaga Akhlaq Ditengah Arus Digital

Selasa, 5 November 2024 Kategori : Opini

Pada era globalisasi, penggunaan teknologi dan media sosial semakin meningkat. Hampir pada semua aspek kehidupan menggunakan media digital dalam beraktivitas. Tidak dipungkiri bahwa santri yang notebenya hidup di pesantren kini juga melek digitalisasi, terlebih pada santri generasi Zoomers (Gen Z). Hal tersebut jika tidak dimanfaatkan secara optimal akan menjadi umpan negatif bagi santri Gen Z. Nilai-nilai keislaman yang seharusnya ada pada diri santri mulai tergerus. Dikarenakan hadirnya media sosial yang mempengaruhi pola pikir mereka. Padahal nyatanya, santri gen Z mempunyai peran penting dalam menjaga akhlaq di era digital dengan mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Santri dan Gen Z sendiri merupakan dua komponen yang memiliki sebuah kesatuan. Di tahun-tahun ini populasi santri didominasi oleh Generasi Z. Generasi yang lahir pada tahun 1997-2012 tumbuh dengan akses internet dan teknologi digital sejak usia muda. Kemudahan yang didapatkan membuat mereka enggan merasakan kesusahan dalam hidup. Namun, pada sisi lain gen Z justru cepat beradaptasi dengan perubahan, senang berekpresi dan FOMO (khawatir dan takut ketinggalan tren yang ada).

Kehadiran teknologi bukanlah yang sepenuhnya negatif. Jika dimanfaatkan dengan benar, santri Gen Z bisa menjadi agen perubahan positif di dunia digital. Dengan bekal nilai-nilai keislaman yang kuat, santri dapat menggunakan media sosial sebagai sarana dakwah, berbagi inspirasi, serta menyebarkan nilai-nilai akhlak dan kebaikan. Tantangan yang muncul justru bisa menjadi kesempatan bagi santri untuk berdakwah dan memperlihatkan bahwa Islam adalah agama yang selaras di setiap zaman, termasuk di era digital yang serba cepat ini.

Peran pesatren sangat penting dalam membimbing santri untuk bijak menggunakan teknologi. Pondok pesantren bisa memberikan edukasi tentang akhlaq dan etika digital serta memilah informasi baik dan buruk. Dengan bimbingan yang tepat, santri Gen Z dapat memahami bagaimana memanfaatkan teknologi tanpa kehilangan jati diri sebagai seorang Muslim. Di sinilah pesantren dapat berperan dalam melatih santri agar tidak sekadar melek digital, tetapi juga menjadi pengguna teknologi yang bertanggung jawab dan berakhlak.

Pada akhirnya, santri Gen Z diharapkan mampu menjadi contoh positif bagi masyarakat. Di tengah arus digital yang cenderung bebas nilai, santri yang mampu menjaga akhlak akan menonjol sebagai figur yang berbeda. Mereka memiliki kesempatan untuk menginspirasi sesamanya, baik di lingkungan pesantren maupun di media sosial. Dengan mengembangkan potensi mereka secara optimal dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam, santri Gen Z dapat berkontribusi dalam menjaga akhlak umat di tengah arus digitalisasi yang semakin kuat.

Red: Nazwa Aghnia

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar