Putra pertama dari KH Hasyim Idris dan Nyai Fatimah Chasbulloh ini memiliki nama asli Abdullah Marwan. Dan nama Abdul Fattah adalah hadiah dari perjalanan ibadah haji. Beliau lahir di desa Kapas, Peterongan, Jombang pada tahun 1911 M. akan tetapi, menurut Kiai Abdul Nashir Fattah dan Agus Jabbar Hubbi beliau lahir pada tahun 1914 M.
Pengasuh ke-5 Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang ini sangat istiqomah, khususnya pada jama’ah sholat dan pendirian. Pondok Pesantren pertama yang beliau tempati adalah Pondok Pesantren Mojosari Nganjuk yang pada saat itu diasuh oleh KH Zainuddin. Lalu dilanjutkan oleh beliau ke Siwalan Panji Buduran Sidoarjo dibawah asuhan KH Khozin, lalu beliau kembali melanjutkan belajarnya di Tebuireng, Jombang dibawah bimbingan KH Hasyim Asy’ari.
Saat beliau menginjak dewasa. Beliau dijodohkan dan dinikahkan dengan Nyai Musyaroffah putri KH Bisyri Syansuri (pengasuh Pondok Pesantren Denanyar). Dan memiliki 12 putra putri (salah satunya Mbah Nyai Churriyah).
Beliau adalah sosok yang memiliki pribadi kuat, kedisiplinan yang tinggi dan istiqomah, beliau tak rela jika ilmu-ilmu santrinya tidak bermanfaat dan barokah, beliau melatih kedisiplinan santri lewat jama’ah diawal waktu dan beliau sendirilah yang membangunkan para santri.
Selain istiqomah jama’ah, beliau juga selalu konsisten dalam Nahdlatul Ulama’. Bahkan beliau masih menyempatkan diri untuk membimbing umat ditengah kesibukannya mangasuh santri. Pendiri Madrasah Mu’alimin Mu’alimat ini pernah berbeda pemikiran dengan mertuanya (KH Bisri Syansuri), tapi beliau tetap menyimpannya dalam-dalam demi keutuhan Nahdlatul Ulama’.
Disamping merawat santri dan NU, beliau memiliki rutinitas “Ngaji Malam Ahad”, yakni mengisi pengajian warga NU ranting Tambakberas. Istilah DPR (Dewan Pengajian Rutin) yang dihidupkan lagi oleh beliau maksudnya ialah suatu aktifitas para kiai Tambakberas yang merawat masyarakat.
Beliau wafat di Tambakberas Jombang pada malam Jum’at tanggal 27 April pukul 22.15 setelah sakit parah diusianya yang ke-66 tahun. Dan dimakamkan di Selatan Gedung Madrasah Mu’alimin Mu;alimat sesuai wasiatnya.
“Mengajarlah. Jangan sampai tidak mengajar, walau sedikit tetap mengajar!”
-KH Abdul Fattah Hasyim-
Red: Farah Zakiya
Tinggalkan Komentar