Islam tersebar di Indonesia dengan akulturasi budaya yang sangat cantik. Para ulama’ penyebar agama Islam telah menemukan strategi dakwah yang tepat untuk menyebarkan Islam di tanah nusantara. Mereka memasukkan unsur-unsur adat istiadat nusantara pada ajaran Islam tanpa menghilangkan ciri khas dan peraturan dalam syariat Islam. Dengan adanya agama baru bagi masyarakat yang tetap mempertahankan kearifan lokαl, maka tak sulit bagi mereka untuk menerima ajaran itu dengan cepat. Kedatangan Islam di Indonesia memberi warna baru bagi kehidupan masyarakat. Perubahan demi perubuhan terus berkembang di masyarakat sehingga tercipta kebudayaan baru yang memberi manfaat bagi kehidupan.
Ada berbagai macam kesenian dan adat nusantara yang bernuansa Islam dan hingga kini masih rutin dilakukan oleh masyarakat dan dipercaya dapat membawa barokah. Salah satu kearifan lokal yang berkembang di masyarakat dan masih dipertahankan hingga saat ini adalah tasyakuran dalam rangka memperingati isra’ mi’raj yang secara turun temurun dilakukan oleh masyarakat Jawa Timur. Kebiasaan ini menjadi salah satu bentuk ungkapan rasa syukur terhadap Allah swt atas nikmat yang telah diberikan. Upacara ini juga merupakan suatu pengingat tentang adanya sebuah perjalanan menakjubkan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw dari Masjidil Haram menuju Masjidis Aqsha, dilanjutkan menuju Sidratul Muntaha untuk menerima syari’at sholat 5 waktu langsung dari Allah swt.
Upacara ini dilaksanakan pada setiap malam tanggal 27 Rajab. Biasanya masyarakat akan berkumpul di masjid atau di balai desa. Bahkan ada beberapa kelompok masyarakat yang menggelar karpet dan alas di jalanan kampung. Mereka akan berkumpul bersama dan membawa beberapa makanan dan minuman dari rumah masing-masing. Kemudian mereka akan bertukar makanan untuk dibawa pulang atau memilih untuk makan di tempat secara bersama-sama. Acara seperti ini merupakan acara yang menggugah dan memupuk terhadap sesama rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesama. Kebersamaan rakyat dalam acara ini akan memperkuat ukhuwah Islamiyan dan menjalin silaturrahim.
Masyarakat juga membaca Qosidah Barzanji atau Maulid Ad-Diba’i disertai dengan iringan kalidah atau rebana serta memanjatkan do’a – do’a. Masyarakat berharap dengan adanya acara tasyakuran isra’ mi’raj seperti ini, kampung mereka akan mendapat barokah dan rahmat dari Allah swt dan Nabi Muhammad saw dan segala hajat yang mereka utarakan bisa terkabul. Mereka juga berharap tradisi ini akan senantiasa menjadi pengingat mereka pada Nabi Muhammad dan juga pengingat akan kewajiban syariat shalat 5 waktu yang di terima Nabi Muhammad saw pada saat isra’ mi’raj.
Oleh : Mauritsa Ahsana Jindan
Penyunting : Tim Jurnalistik Al Amanah
Tinggalkan Komentar