Peristiwa Isro’ Mi’roj merupakan perjalalanan yang begitu bersejarah bagi umat Islam. Sebagaimana dalam Al-qur’an Allah SWT berfirman, “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” (QS. Al-Isra, [17]:1).
Perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW ke langit dan kehadiran-Nya di hadapan Allah, merupakan moment dimana Rasulullah menerima perintah untuk menjalankan sholat lima waktu yang kini menjadi ibadah dalam sehari-hari. Kisah isro’ mi’roj telah dijadikan sumber inspirasi dan pembelajaran bagi umat Islam berabad-abad lamanya. Namun, bagaimana kisah sekaligus peristiwa tersebut menjadi sarana menggali nilai-nilai akhlak yang diajarkan di Pondok Pesantren?
Pondok pesantren merupakan bapak pendidikan Islam tertua di Indonesia. Sebagai lembaga pendidikan Islam salafy, pondok pesantren bukan hanya tempat untuk memperoleh ilmu agama, tetapi juga mendidik santri menjadi manusia yang baik dan berakhlaq mulia.
Melalui kisah isro’ mi’roj, para santri dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai akhlaq yang diwariskan oleh baginda Nabi dalam Islam.
Pertama, perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW ke langit mengajarkan sebuah kesabaran dan ketabahan sekaligus tangguh dalam menghadapi cobaan. Sebelum peristiwa isro’ mi’roj nabi para tokoh yang mendukung dakwah beliau silih berganti meninggal, disinilah Nabi menghadapinya dengan penuh ketabahan. Didalam dunia pondok pesantren, seorang santri diajarkan untuk menghadapi tantangan hidup dengan sabar dan tabah, tanpa kehilangan harapan dan keimanan keada Allah SWT. Mereka belajar untuk bersabar dalam menghadapi ujian dan mengambil hikmah dari setiap cobaan yang mereka alami.
Kedua, kisah isra’ mi’raj mengajarkan pentingnya keikhlasan dalam beribadah. Rasulullah melakukan perjalanan ini bukan untuk memuaskan keinginan pribadi, tetapi untuk memperoleh petunjuk dan pengajaran lansung dari Allah SWT. Perjalanan dimana disyariatkannya sholat lima waktu secara langsung menunjukkan bahwa sholat miliki kedudukan yang amat penting bagi umat Islam.
Demikian pula, para santri diajarkan untuk melaksanakan ibadah dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan, tanpa mengharap imbalan atau pujian dari manusia.
Selain itu, perjalanan Nabi Muhammad SAW ke langit juga mengandung pesan tentang pentingnya rasa rendah hati dan ketaatan kepada Allah SWT. Meskipun Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang mulia, beliau tetap merendahkan diri di hadapan-Nya dan patuh terhadap segala perintah-Nya. Para santri, dalam pondok pesantren, diajarkan untuk menjaga sikap rendah hati dan tunduk kepada ajaran agama, tanpa merasa sombong atau angkuh karena pengetahuan atau kedudukan mereka dalam masyarakat.
Dengan demikian, adanya perjalanan isro’ mi’roj dapat menjadi sumber inspirasi yang kuat bagi para santri dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai akhlak yang diajarkan di pondok pesatren. Memalui pemahaman yang mendalam tentang kesabaran, keikhlasan, rendah hati, dan ketaatan kepada Allah SWT, para santri dapat melangkah menuju kedewasaan spiritual dan mencapai ketinggian akhlak yang dicontohkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan luar biasa tersebut.
Oleh : Nazwa Aghnia
Editor : Tim Jurnalistik Al Amanah
Tinggalkan Komentar