Merdeka
Malam 17 Agustus 1945, kediaman Laksamana Muda Maeda terdengar sangat sibuk. Berbagai diskusi, sedikit perdebatan dan segala hal menegangkan terjadi menjelang kemerdekaan Indonesia diproklamasikan.
Ketika fajar menyingsing, senyum mulai terbit merekah diwajah setiap orang. Rumusan kata itu merupakan puncak perjuangan dari segala keringat dan peluh yang telah dilakukan. Kini ia telah terbaca lantang dihadapan khalayak ramai.
Haru piruk pribumi bersorak-sorai terdengar menggema. Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Tepat pada 17 Agustus 1945, Indonesia dinyatakan telah merdeka. Bebas dari belenggu penjajah selamanya.
Kini, tak bukan tak lain kitalah penerusnya. 78 tahun Indonesia kita berdiri gagah. Semoga semakin renta usia Indonesia semakin gigih anak bangsanya mengisi kemerdekaan dengan segala hal membanggakan. Selalu.
Sebelum lupa
Sepucuk surat itu berjalan padaku
Seolah ingin aku memungutnya
Perlahan, kupungut kertas itu
Kini, Akulah pemenangnya
78 tahun kita merdeka
Semakin lama semakin lupa
Bumi kita telah renta
Namun, kita masih kuasa bergerak ria
Lupa, Indonesia menjerit payah
Sakit ketika ditusuk para penghuninya
Dengan sebilah pedang tanpa rupa
Putra-putri Indonesia Kalian kemana?
Denting waktu terus berporos
Selagi belum berhenti
Kejar mimpi Abadi
Merdeka kekal, selamanya
Oleh : Mauritsa Ahsana J
Tinggalkan Komentar